Skip to main content

ARTIKELKU: Pancasila Sebagai Identitas Nasional


BIODATA PENULIS
NAMA    : MARIA ULFAH
TTL         : BINAAN BARU, 31 MEI 1994
ALAMAT: JL.KEMIRI RT.22 GATOT SOEBROTO IV BANJARMASIN TIMUR, KALSEL
ASAL PT : IAIN ANTASARI BANJARMASIN
FAK/JUR : SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM/PERBANKAN SYARIAH
NO. HP   : 085753779525
Tema : PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL
Pancasila seperti yang kita kenal merupakan dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan  PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam UUD 1945 pada alinea ke IV yang menegaskan segala aspek penyelenggaraan pemerintah Negara Indonesia berdasarkan pancasila.
Sedangkan Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain di dunia. Berdasarkan pengertian tersebut maka seluruh bangsa yang ada di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut yang tentunya membuatnya berbeda dari yang lain. Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu Negara, unsur-unsur identitas itu secara normatif berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat, dan letak geografis. Beberapa dimensi dalam identitas nasional seperti pola perilaku masyarat yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, lambing-lambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara, alat-alat perlengkapan berupa bangunan misalnya candi,mesjid dan gereja; peralatan manusia seperti pakaian  adat dan teknologi seperti kapal laut dan pesawat terbang. Selain itu, ada yang berupa tujuan yang ingin dicapai, seperti tujuan Negara kita yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia. Tak heran di zaman sekarang ini hampir setiap Negara memiliki ikon atau mascot sendiri yang di daulat sebagai ciri khas Negara tersebut. Identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat dunia, memiliki sejarah serta prinsip hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar pancasila sebagai suatu asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Sebelum pancasila di rumuskan secara formal dalam UUD 1945, ada nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup
Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budaya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang dianggap baik dan dapat memperkaya nilai-nilai local. Ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya luar acapkali menempatkan bangsa tersebut ke dalam kisaran kehilangan identitas namun tidak pula berhasil hidup dengan identitas barunya yang diadopsi dari luar. Sikap cerdas dan bijaksana harus digunakan dalam memilah mana budaya luar yang baik atau tidak untuk diadaptasi dengan budaya lokal.
Pancasila sebagai identitas nasional bagi Negara Indonesia, karena memuat ajaran atau falsafah yang mencerminkan kehidupan bangsa Indonesia seperti yang tercantum pada kelima butir pancasila. Pertama, sila Ketuhanan Maha Esa yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia begitu rukun dalam kehidupan beragama antar umat, karena Indonesia adalah Negara yang didalamnya terdapat berbagai macam adat, budaya, dan agama yang diakui. Jadi, mengacu pada sila tersebut maka masyarakat harus hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup serta saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Kedua, sila Kemanusiaan Yang adil dan beradab, tercermin dalam perilaku masyarakat Indonesia yaitu mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia, mengenbangkan sikap tenggang rasa, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran serta keadilan. Ketiga, sila Persatuan Indonesia. Bangsa Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, dan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda Tetap Satu) serta cinta tanah air yang diwujudkan dengan adanya sistem pertahanan Negara oleh kekuatan militer maupun rakyat biasa sesuai UUD 1945 pasal 30 ayat 1 tentang pertahanan Negara. Keempat, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Bahwa, bangsa Indonesia mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama mencapai mufakat yang diliputi semangat kekeluargaan. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Kelima, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia menanamkan sikap kekeluargaan dan suka bergotongroyong, menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan pada orang lain, tidak melakukan perbuatan yang  tidak merugikan kepentingan umum, menghargai karya orang lain, serta bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Sifat dasar pancasila yang pertama dan utama adalah sebagai dasar Negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka dan menjadi identitas nasional nagi bangsa. Itulah sebabnya pancasila sebagai dasar Negara dan menjadi identitas bangsa tetap dipertahankan sampai sekarang, karena merupakan hasil kristalisasi dari sistem nilai/budaya bangsa Indonesia. Pengamalan butir-butir pancasila sebagai wujud dari rasa cinta tanah air yang wajib ditanamkan pada generasi muda Indonesia sedari dini untuk memupuk rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.,





DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Komaruddin. Dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).
http://masadmasrur.blog.co.uk/2008/04/26/ketahanan-nasional-dan-peran-generasi-mu-4096299/.
Kaelan, Dkk.Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma, Yogyakarta:2010.
UUD’45

Comments

Popular posts from this blog

lirik lagu Rumania: Nicolae Guta si Nicoleta Guta

Pertama kali dengar lagu ini emang kedengarannya seperti lagu ala-ala Timur Tengah gitu,, tapi ternyata ini lagu dari Rumania, yang nyanyikan oleh  Nicolae Guta si Nicoleta Guta. Duet antara ayah dan anak ini sukses membuat orang terpukau kalau lagi dengar lagunya. lagunya kereennn bangeettt lohh.... Nah, buat yang mau belajar menyanyikan lagunya, saya kasih liriknya nih. Check This out. Berikut lirik lagu tersebut : Mi-am ascultat inima shi am facut ce mi-a spus ea. Ya mas cultat inima sha facut E cea mai mare greseala din viata mea !!! Mi-am ascultat inima shi am facut ce mi-a spus ea. E cea mai mare geseala din viata mea !!! Refren: Greseala mea ca te-am iubit prea mult. Pacatul tau ca m-ai mintit de la inceput. M-ai tradat iubirea mea candmi-a fost viata mai greaaaaaaaaa Mi-am ascultat sufletul nu stiam cine ejti tu de stiam ce zace in tine nu iti mai dadeam iubire. Destia ce zan te nee nuos mai dedan tyu Mi-am ascultat sufletul nu stiam...

Makalah: Muzaraah

Tugas Individu                                                                          Dosen Pengampu Fiqih Muamalah                                                                        Sa’adah, S.Ag, MH                   ...

KASAD: PROXY WAR

Banjarmasin, 26 Maret 2015 "Proxy War" Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Gatot Nurmantyo hari ini melakukan kunjungan ke Kalimantan Selatan dan sekaligus menyempatkan diri berhadir dalam acara "Bincang-bincang  Kepala Staf Angkatan Darat dengan Unsur Pemda dan Seluruh Komponen Bangsa se Kalimantan Selatan" Selasa siang di Gedung Sultan Suriansyah. ditemani moderator seorang Guru Besar dari kampus IAIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. Mujiburrahman, M.A beliau menyampaikan beberpaa materi tentang wawasan kebangsaan dan pentingnya peran berbagai komponen pertahanan Negara dalam menghadapi maraknya "Proxy War". proxy War seperti yang selama ini sedang Booming diperbincangkan diberbagai kalangan masyarakat.   Saudara, BERTAMBAH pesatnya populasi penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih, dan energi akan menjadi pemicu munculnya konflik-konflik baru. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memilik...